. Mahavira (sekitar 599 -527 SM) | Catatan Si Virgo Girl

 Subscribe in a reader

Berlangganan gratis Via Email Di bawah ini

Thursday, December 8, 2011

Mahavira (sekitar 599 -527 SM)

Mahavira artinya “Pahlawan besar” adalah nama yang biasa digunakan kaum Jain untuk Vardhamana, tokoh utama pengembangan agama mereka.
Mahavira bertapa
Vardhamana dilahirkan sekitar tahun 599 SM di India sebelah timur laut, dia merupakan anak terkecil seorang pemuka. Di umur 30 tahun dia menjauhi kekayaan, familinya (seorang istri dan seorang anak perempuan), meninggalkan lingkungan yang nyaman dan memutuskan mencari kebenaran dan kepuasan spiritual.
Hidup meminta-minta Mahavira
Vardhamana menjadi pendeta aliran disiplin Parsvanatha yang meski kecil namun teramat keras aturannya. Selama 12 tahun dia melaksanakan meditasi dan renung diri dan selama itu melaksanakan batasan-batasan moral serta hidup dalam kemiskinan, kerap puasa, tak punya milik pribadi dalam bentuk apapun dan mengumpulkan nasi pemeberian orang. Meskipun awalnya dia memakai baju, namun kemudian dia mencampakkannya dan berjalan kian-kemari tanpa menggunakan sehelai kainpun. Dia membiarkan serangga merayapi badannya dan tak diusirnya walapun binatang itu menggigit kulitnya, walaupun sering menimbulkan godaan, cercaan, hinaan dan gamparan semua itu diterimanya, ditelan dan diendapnya tanpa balasan.
Tatkala umurnya mencapai 40 tahun, dia menganggap bahawa dirinya sudah mencapai kecerahan spiritual, kemudia dia menghabiskan hidupnya untuk berkhotbah dan mengajar pendalaman spiritual yang sudah diraihnya dan ketika dia menutupmata tahun 527 SM pengikutnya telah banyak.
Dalam doktrinya kaum Jain percaya bahwa apabila jasad manuasia mati sang jiwa tidaklah ikutan mati tapi beralih (rainkarnasi) ke badan lain (suamua makhluk hidup, manusia maupun binatang). Doktrin ini adalah salah satu dasar pemikiran faham Jainist, Jainisme juga percaya kepada karma dan tentang etika kensekkuensi dari suatu perbuatan akan menimpanya di masa depan. Untuk mengurangi bertambahnya beban dosa maka mereka menyucikannya, ini bisa dicapai dengan manjauhi kesenangan dan khusus buat pendeta-pendetanya dianjurkan hidup dengan kesederhanaan yang ketat dan merupakan kemuliaan bila dia mati dengan kelaparan.
Doktrin ahimsanya adalah sikap tanpa kekerasan terhadapa manusia dan binatang, sehingga mereka merupakan vegetarian, sehingga penganut ini tidak bergerak di bidang pertanian dan mereka bergerak di bidang perdagangan, serta penganut ini mendorong mereka bekerja rajin. Akibatnya tidaklah mengherankan mereka tergolong orang yang berada dan partisipasi mereka dalam kesenian dan intelektual India cukup banyak dan menonjol. 

Patung dewa Mahavira yang mereka sembah
Asalnya mereka tidak mempunyai system kasta, tapi dikarenakan berinteraksi terus-menerus dengan Hindu sehingga kasta tersebut berkembang juga dalam kehidupan mereka, namun tidak seekstrim Hindu. Selain itu munculnya juga penyembahan terhadap dewa, karena interaksi tersebut.

2 comments:

nice article. i knew it for the first time

 

My Followers

Page Like

Copyright© 2011 Catatan Si Virgo Girl | Template Blogger Designer by : Utta' |