. Catatan Si Virgo Girl: June 2011

 Subscribe in a reader

Berlangganan gratis Via Email Di bawah ini

Thursday, June 30, 2011

Jenis-Jenis Gerakan Sosial

Ada bermacam jenis gerakan sosial. Meskipun semua ini diklasifikasikan sebagai jenis gerakan yang berbeda, jenis-jenis gerakan ini bisa tumpang-tindih, dan sebuah gerakan tertentu mungkin mengandung elemen-elemen lebih dari satu jenis gerakan.

Pertama, Gerakan Protes. Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang sejumlah kondisi sosial yang ada. Ini adalah jenis yang paling umum dari gerakan sosial di sebagian besar negara industri. Di Amerika Serikat, misalnya, gerakan ini diwakili oleh gerakan hak-hak sipil, gerakan feminis, gerakan hak kaum gay, gerakan antinuklir, dan gerakan perdamaian.

Gerakan protes sendiri masih bisa diklasifikasikan menjadi dua: gerakan reformasi atau gerakan revolusioner. Sebagian besar gerakan protes adalah gerakan reformasi, karena tujuannya hanyalah untuk mencapai reformasi terbatas tertentu, tidak untuk merombak ulang seluruh masyarakat. Gerakan reformasi merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa banyak mengubah struktur dasarnya.

Gerakan ini, misalnya, menuntut adanya kebijaksanaan baru di bidang lingkungan hidup, politik luar negeri, atau perlakuan terhadap kelompok etnis, ras, atau agama tertentu. Gerakan mahasiswa 1998 di Indonesia termasuk dalam kategori ini.

Sedangkan gerakan revolusioner adalah bertujuan merombak ulang seluruh masyarakat, dengan cara melenyapkan institusi-institusi lama dan mendirikan institusi yang baru. Gerakan revolusioner berkembang ketika sebuah pemerintah berulangkali mengabaikan atau menolak keinginan sebagian besar warganegaranya atau menggunakan apa yang oleh rakyat dipandang sebagai cara-cara ilegal untuk meredam perbedaan pendapat. Seringkali, gerakan revolusioner berkembang sesudah serangkaian gerakan reformasi yang terkait gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Gerakan mahasiswa 1998 belum mencapai tahapan ini.

            Kedua, Gerakan Regresif atau disebut juga Gerakan Resistensi. Gerakan Regresif ini adalah gerakan sosial yang bertujuan membalikkan perubahan sosial atau menentang sebuah gerakan protes. Misalnya, adalah gerakan antifeminis yang menentang perubahan dalam peran dan status perempuan. Contoh lain adalah gerakan moral, yang menentang tren ke arah kebebasan seksual yang lebih besar. Bentuk gerakan regresif yang paling ekstrem adalah Ku Klux Klan dan berbagai kelompok neo-Nazi, yang percaya pada supremasi kulit putih dan mendukung dipulihkannya segregasi rasial yang lebih ketat.

Ketiga, Gerakan Religius. Gerakan religius dapat dirumuskan sebagai gerakan sosial yang berkaitan dengan isu-isu spiritual atau hal-hal yang gaib (supernatural), yang menentang atau mengusulkan alternatif terhadap beberapa aspek dari agama atau tatanan kultural yang dominan [lihat Lofland, 1985; Zald dan Ash, 1966; Zald dan McCarthy, 1979].

Kategori luas ini mencakup banyak sekte, bahkan mencakup sejumlah gereja yang relatif terlembagakan, yang juga menentang beberapa elemen dari agama atau kultur yang dominan.

Keempat, Gerakan Komunal, atau ada juga yang menyebut Gerakan Utopia. Gerakan komunal adalah gerakan sosial yang berusaha melakukan perubahan lewat contoh-contoh, dengan membangun sebuah masyarakat model di kalangan sebuah kelompok kecil. Mereka tidak menantang masyarakat kovensional secara langsung, namun lebih berusaha membangun alternatif-alternatif terhadapnya. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti: membangun rumah kolektif, yang secara populer dikenal sebagai komune (communes), di mana orang tinggal bersama, berbagi sumberdaya dan kerja secara merata, dan mendasarkan hidupnya pada prinsip kesamaan (equality).

Kelima, Gerakan Perpindahan. Orang yang kecewa mungkin saja melakukan perpindahan. Ketika banyak orang pindah ke suatu tempat pada waktu bersamaan, ini disebut gerakan perpindahan sosial (migratory social movement). Contohnya:  migrasi orang Irlandia ke Amerika setelah terjadinya panen kentang, serta kembalinya orang Yahudi ke Israel, yang dikenal dengan istilah Gerakan Zionisme.

Keenam, Gerakan Ekspresif. Jika orang tak mampu pindah secara mudah dan mengubah keadaan secara mudah, mereka mungkin mengubah sikap. Melalui gerakan ekspresif, orang mengubah reaksi mereka terhadap realitas, bukannya berupaya mengubah realitas itu sendiri. Gerakan ekspresif dapat membantu orang untuk menerima kenyataan yang biasa muncul di kalangan orang tertindas. Meski demikian, cara ini juga mungkin menimbulkan perubahan tertentu. Banyak ragam gerakan ekspresif, mulai dari musik, busana, sampai bentuk yang serius, semacam gerakan keagamaan dan aliran kepercayaan. Lagu-lagu protes pada tahun 1960-an dan awal 1970-an diperkirakan turut menunjang beberapa reformasi sosial di Amerika.

Ketujuh, Kultus Personal. Kultus personal biasanya terjadi dalam kombinasi dengan jenis-jenis gerakan lain. Gerakan sosial jenis ini berpusat pada satu orang, biasanya adalah individu yang kharismatis, dan diperlakukan oleh anggota gerakan seperti dewa. Pemusatan pada individu ini berada dalam tingkatan yang sama seperti berpusat pada satu gagasan. Kultus personal ini tampaknya umum di kalangan gerakan-gerakan politik revolusioner atau religius.

Tuesday, June 28, 2011

ISLAM, PEREMPUAN dan SEJARAH INDONESIA


           Menurut Stuers kedudukan perempuan dahulu tinggi seperti adanya Ratu His-mo tahun 674 M di Jawa. Pada masa Majapahit bermunculan pula sejumlah tokoh perempuan seperti Rajapatni dan Ratu Tribuwana yang sangat memegang peranan penting dalam politik. Bahkan pada tahun 1429 Ratu Suhita naik tahta. 

            Kedudukan tinggi perempuan bukan saja di Jawa tapi juga diseluruh nusantara yang mengandalkan kehidupannya pada sector pertanian, dimana perempuan berperan aktif dalam organisasi ekonomi. 

            Menurut Lombard dia mengatakan adanya kemerosatan citra perempuan yaitu pada syair Bidasari, syair Ken Tambuhan dan syair Yatim Nestapa. Hal ini terjadi semenjak datangnya islam ke Indonesia. 

Pengaruh islam sangat berpengaruh besar terhadap kedudukan perempuan, perempuan mulai dibatasi dalam bidang pemerintahan, sehingga sedikit demi sekarang perempuan mudur dari panggung pemerintahan, olitik serta ekonomi. Hal ini terjadi karena kebudayaan dan tradisi Islam yang masuk di Indonesia. 

Namun menurut Raid, walapun masih ada perempuan yang berkiprah di bidang politik seperti Ratu Kalimayat, Ratu di Banten abad ke-18, selain itu Nyai Gede Wonogiri dan lain-lain serta Bundo kandung di Minang Kabau. Selain itu dibidang perdagangan seperti pasar-pasar, kios-kios dan penukaran uang dan bahkan perempuan ikut sebagai perintis gerakan perempuan Indonesia seperti Cut Nya Dien, Cut Meutiah dan lain-lain, bahkan mereka menjadi pahlawan perempuan.

Pada saat tumbuhnya lembaga-lembaga Independen di zaman pergerakan, perempuan muslim terlibat di dalamnya seperti Muhammadiyah dan Serikat Islam serta Aisiyah, Sarekat Perempuan Islam Indonesia dan lain-lain pada awal abad 20. selain itu di Minang Kabau adanya tokoh perempuan Rahmah El Yunusiah.

Hal ini merupakan langkah awal dalam sejarah pergerakan perempuan di Indonesia. Namun adat dan kebudayaan Islam tetap membuat kedudukan perempuan di segala bidang karena dibatasi oleh Al-Qura’an dan hadist.  

Saturday, June 25, 2011

HISTORIOGRAFI RENAISSANCE SAMPAI ABAD KE-19



Renaissance yaitu lahirnya kembali perhatian, cara berfikir kepada pengetahuan kesustraan dan seni zaman romawi dan yunani sehingga lahir sikap baru dan pandangan baru.

Pada abad pertengahan bangsa Eropa berada di bawah pengaruh gereja yang mempunyai pola fikir “momento mori” yang artinya ingat akan mati. Setel;ah lahirnya Renaissance pola fikir bangsa Eropa berkembang menjadi “momento vivere” yang artinya ingat akan hidup.

Renaissance bercita-cita hidup itu otonom agar manusia itu bebas dalam berfikir, berpengetahuan, mementingkan kekuatan diri sendiri dan mendidik para individualisme. Pada masa renaissance ilmu pengetahuan berkembang, mereka tidak hanya mempelajari tentang manusia tetapi juga mempelajari tentang bumi tempat tinggal manusia.

Arti penting renaissance yakni sebagai berikut :
1.      Merupakan transisi dari abad pertengahan ke dunia moderen.
2.      Penemuan inspirasi baru dari ide-ide klasik Yunani dan Romowi.
3.      Penemuan keindahan dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Pembukaan cakrawala di dunia baru melalui perkembangan percetakan sehingga ilmu pengetahuan berkembang.
5.      mempertanyakan kembali wewenang gereja.
6.      perluasan pengetahuan manusia di atas dunia melalui penjelajahan dan pemenuan dunia baru.
7.      Pelopor kemajuan ilmu pengetahuan.   

Ciri-ciri renaissance yaitu sebagai berikut :
    1.      Anthropocentrisme.
    2.      Liberal/Demokratis.
    3.      Kota sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
    4.      Komersialistis.
    5.      Tujuan dan makna hidup pada nila profan/sekular.
    6.      Dominasi pengaruh klas menengah kota (burgerstrad).
    7.      Mementingkan kebudayaan materi/Humanisme.
    8.      Pluralistik aliran dan sekte dan kelembagaan (universitas/gilde dsb).
    9.      Pemuja kebudayaan klasik.

    Sumbangan terbesar dari penulis sejarah renaissance yang muncul untuk pertama kalinya di Italia terletak pada sifat rasional. Hal yang dulunya dianggap mitos dan theologi, sekarang mereka pelajari secara kritis. Mereka meneliti buku klasik dan melakukan perbandingan kudian mereka merekonstruksi kembali sehingga memperoleh hasil yang sempurna.

    Perkembangan historiografi renaissance di pengaruhi oleh faktor eksternal, pengaruh dari luar ini membuat bangsa Eropa berusaha untuk mendapatkan informasi baik berupa data sejarah maupun geografis sehingga adanya penemuan-penemuan seperti penemuan alat pencetak oleh Coster dan Gutenberg, pembuatan peta, dan pelayaran Colombus telah membuka cakrawala baru dalam bidang komunikasi.

    Perkembangan rasionalisme dan deisme sejak abad ke-17 dan ke-18 telah mengurangi pengaruh gereja dalam sejarah. Dimana, kitab-kitab suci yang menjadi inspirasi sebelumnya mulai di kritik, naskah-naskah kuno serta dokuman-dokumen resmi juga dikritik membuat Jean Mabillon (1632-1707) melahirkan ilmu diplomatik. Di samping itu, ilmu paleografi dan arkeologi modern telah dikembangkan oleh Dom Bernard Montfaucon (1655-1741). 

    Penulis sejarah pada masa renaissance yaitu Nicolo Machiavelli (1469-1527), Francesco Petrach (1304-1474), Francesco Guicciardini (1483-1540), Leonardo Bruni (1369-1444), Marcantonio Coccio (1436-1506) dan lain-lain. Mereka dikenal dengan gagasan politiknya dan mereka menyumbangkan metode kritis dalam perkembangnan historiografi.

     Selain penulis sejarah di atas Voltaire juga menyumbangkan kemampuannya melihat perkembangan sejarah secara dinamis bukan statis terhadap historiografi modern. 

    Pada abad ke-18 akal fikiran manusia semakin berkembang, fikiran mereka semakin jauh dari hal-hal yang berbau mitos dan tahayul tetapi mereka percaya akan adanya tuhan.

    Dengan adanya kontak dengan dunia luar Eropa maka corak dan bentuk penulisan sejarah semakin luas dan beragam bukan saja dibidanng kebudayaan, politi, ekonomi, melainkan juga sosial.

    Pola perkembangan sejarah terus mengalir sampai abad ke-19. penulisan sejarah menghasilkan hukum-hukum umum (universal) yang berlaku dalam semua sejarah manusia. Mereka berusaha mencari dan menemukan faktor tertentu sebagai kunci untuk menjelaskan sebab-akibat dalam kerangka teori-teori besar (grand theory), sehingga disebut  determinisme sejarah.

    Maka penulisan perkembangan sejarah mengacu pada sejarah ilmiah berdasarkan prosedur motodologis yang dapat diuji kebenarannya. Dengan demikian, study sejarah hadir sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan baru saja dimulai sejak abad ke-19.

    Sumber 
    1.      Dj.Q. Nasution.“Sejarah Eropa”
    2.      Drs. Mestika Zed. MA. “Study Historiografi”      
               

     

    Thursday, June 23, 2011

    GERAKAN SOSIAL


    “Jaringan Anti-Otoritarian (Jaringan Anti-Otoritarian saat aksi May Day) "

     





     

    Jaringan Anti-Otoritarian adalah nama sebuah jaringan lintas daerah yang terbentuk di awal tahun 2007. Jaringan ini terdiri atas organisasi-organisasi, kolektif, maupun individu yang memiliki latar belakang dan memegang anti-otoritarianisme sebagai prinsip pergerakannya, baik itu anarkisme, marxist otonomis, dan lain sebagainya.

    Latar belakang 

    Diakhir tahun 2004, di Jakarta digelar acara Street Art Festival yang diadakan atas kerja sama berbagai lembaga seni, LSM, dan beberapa organisasi lainnya. Festival seni jalanan ini rupanya menarik minat banyak kalangan, termasuk diantaranya kalangan dari para anarkis dan anti-otoritarian dari berbagai kota di Indonesia.

    Pada saat acara berlangsung, beberapa orang anarkis dan anti-otoritarian tersebut menggunakan kesempatan ini untuk sekaligus mengadakan pertemuan ditempat yang sama dengan sesamanya. Beberapa orang yang notabene juga sebelumnya pernah tergabung dalam aliansi bernama JAFNUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara), ditambah dengan beberapa anarkis baru yang mewakili kotanya. Semula pertemuan tersebut hanya ditujukan sebagai ajang tatap muka, namun akhirnya petemuan tersebut menghasilkan satu keputusan untuk membentuk suatu jaringan komunikasi lintas daerah antar anarkis maupun anti-otoritarian lainnya.

    Usai kesepakatan dibuat, kemudian jaringan komunikasi antar daerah-pun terbentuk, beberapa perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia ikut andil didalamnya, diantaranya Medan, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Blora, Salatiga, Surabaya, Manado, Bali, dan lain-lain.

    Awalnya jaringan komunikasi ini berjalan dengan sangat baik. Namun, lambat laun partisipasi aktif dalam jaringan ini kian berkurang sampai akhirnya hanya menyisakan 4 kota saja, yaitu Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Salatiga. Akhirnya di awal tahun 2007, ke organisasi-organisasi dari ke empat kota ini (kolektif Affinitas mewakili Yogyakarta, Apokalips mewakili Bandung, Jaringan Otonomis mewakili Jakarta, dan Jaringan Autonomous Kota mewakili Salatiga) sepakat untuk lebih mematangkan jaringan komunikasi ini menjadi sebuah jaringan organisasi yang kemudian diberi nama Jaringan Ani-Otoritarian. Jaringan ini juga dibentuk dan dipersiapkan sebagai upaya untuk membangun solidaritas untuk menyambut May Day tahun 2007.

    Ide pembentukan jaringan ini kemudian direspon dengan sangat baik oleh banyak organisasi maupun individu lain diluar organisasi-organisasi diatas, yang kemudian satu-persatu menyatakan dirinya untuk bergabung dengan jaringan anti-otoritarian.

    Meski tidak terlalu banyak, akhirnya pada 1 Mei 2007, jaringan anti-otoritarian ikut terlibat dalam menyemarakan pesta perayaan MayDay di Jakarta. 

    MayDay (1 Mei 2007). Sejak pagi hari, Jakarta diwarnai unjuk rasa memperingati Hari Buruh Sedunia (May Day). Ribuan buruh, mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan masyarakat turun ke jalan. Berbagai titik di Jakarta dipenuhi para pengunjuk rasa, seperti Kawasan Istana Merdeka, Gedung MPR-DPR-DPD, Gedung Balai Kota dan DPRD DKI, Gedung Depnaker dan Disnaker DKI, serta Bundaran Hotel Indonesia. Berbagai elemen masyarakat dan serikat buruh tumpah ruah dengan kaos seragam dan bendera warna-warni bertuliskan organ masing-masing. Beberapa kelompok membawa baliho-baliho raksasa yang umumnya berisi kecaman terhadap sistem perburuhan di Tanah Air. Di Bundaran HI, sekitar 5 ribu pengunjuk rasa berkumpul, yang kemudian bergerak menuju Istana Merdeka. Dari arah Jalan Imam Bonjol, Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Patung Tugu Tani, Jalan Kebon Sirih, kelompok-kelompok buruh juga bergerak menuju istana. Tuntutan aksi buruh ini antara lain menolak upah murah, pemberlakuan upah layak nasional, penilaian sistem kontrak kerja, revisi UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan, 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur, serta revisi rancangan PP tantang pesangon berdasarkan penghasilan tidak kena pajak yang dinilai tidak adil dan manusiawi.

    1.      Sifat dari aksi May day ini yaitu bersifat Phisikologi Discountent. Karena aksi ini dilakukan oleh Jaringan    anti-Otoritarian, dimana jaringan ini dibentuk oleh beberapa orang dan dari beberapa oraganisasi yang tergabung karena perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Gerigi-gerigi panas mesin era industri membelalakkan mata kaum pekerja terhadap kondisi masyarakat.

    2.      Bentuknya dari aksi May day yaitu gerakan perlawanan. Karena mereka merasa tidak senang akan sistem ekonomi-politik yang diterapkan oleh  pemerintah.

    3.      Jenis dari gerakan ini yaitu Gerakan Protes. Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang sejumlah kondisi sosial yang ada. Disini gerakan may day merupakan gerakan protes terhadap pemerintah akan sistem ekonomi-politik yang berlaku.

    Tahap dari aksi May Day ini yaitu menggunakan tahap Horton, yakni :
    a.       ketidaktetraman, dimana awalnya aksi ini dikarenakan dari golongan jaringan anti-otoritarian, yang menolak akan sistem pemerintah yang diterapkan, yang sangat merugikan masyarakat.

    b.      Tahap perangsang yaitu dengan diadakannya acara Street Art Festival yang diadakan atas kerja sama berbagai lembaga seni dan LSM, Festival seni jalanan ini rupanya menarik minat banyak kalangan dan beberapa organisasi lainnya, sehingga para anggota anerkis menggunakan kesempatan ini untuk sekaligus mengadakan pertemuan ditempat yang sama dengan sesamanya.

    c.       Formalisasi, dalam pertemuan ini, akhirnya mereka membentuk suatu jaringan komunikasi lintas daerah antar anarkis maupun anti-otoritarian lainnya.

    d.      Institusionalisasi, pada tahap ini mereka melakukan aksi May Day pada tanggal 1 mei 2007.

    e.       Tahap pembubaran, setelah May Day maka semua anggotanya kembali pada kegiatan mereka masing-masing.


    Sumber :
    "http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Anti-Otoritarian 18:05, 22 Mei 2007.
    "http://id.wikipedia.org/wiki/Anarkisme_di_Indonesia 18:07, 22 Mei 2007.


    Monday, June 20, 2011

    Bandit Sosial di Banten-Batavia Akhir Abad 19 Sampai Awal Abad 20


    1.      Geografis

    Keresidenan Batavia terletak di bagian timur keresidenan Banten, Batavia didirikan pada tahun 1619 oleh J.P.Coen yang awalnya bernama Jayakarta. Batavia didirikan oleh pedagang Belanda. Letak Batavia sangat strategis yang menguasi pintu masuk perdagangan di Selat Sunda. Bagian utara keresidenan Batavia adalah dataran rendah berawa, beberapa daerah yang bebas banjir sudah dihuni penduduk Betawi.

    Luas Batavia mencapai 11.660 Km. Ke arah selatan didomonasi dataran rendah subur menentang luas sampai ke dataran rendah tinggi yang berpusat di gunung gede. Bagian utara yang subur merupakan persawahan dan tanaman kelapa, sedangkan di selatan dijadikan perkebunan kopi, coklat, kacang, buah-buahan, kayu dan lain-lain. Bagian selatan merupakan tanah partikelir yang banyak menimbulkan keresahan sosial dan perbanditan.

    Selain kota Batavia sebagai bandar internasional, kota ini mempunyai jaringan transportasi dengan pedalaman yang mengangkut produksi perkebunan. 
               
    2.      Struktur Masyarakat

    Di dalam masyarakat Banten walaupun tidak dijelaskan adanya stratifikasi tetapi dalam masyarakat setempat mengenal istilah undakan yang menunjukkan stratifikasi masyarakat. Di dalam masyarakat itu dikenal pembagian golongan masyarakat bimodal. Di satu pihak adalah golongan atas yang jumlahnya lebih kecil yang terdiri dari kaum elit birokrat dan bangsawan digolongan priyayi. Di pihak lain terdapat golongan janma leutik sebagai golongan bawah, jumlahnya besar sekali dan mereka terdiri dari petani, tukang,  pedagang, buruh dan artisan. Petani digunakan untuk menyebut lapisan masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang bercocok tanam, tukang dan pedagang.

    Secara tradisional golongan sosial yang menduduki tempat tertinggi adalah kerabat sultan, sebagai golongan sosial yang berkuasa secara turun-temurun, meraka adalah bangsawan kesultanan banten. Akan tetapi karena makin menipisnya darah bangsawan atas dan bawah. Golongan kedua hanya menggunakan gelar raden. Di bawah mereka adalah kedudukan yang ditempati oleh elit birokrat kesultanan Banten termasuk pula para penghulu agama yang telah menduduki status formal. Dibawahnya ada golongan yang disebut golongan mardika atau kaum yang secara rela masuk islam disebut golongan utangan mereka mempunyai tugas khusus sebagai prajurit yang memerangi bajak laut. Sultan menduduki puncak hirarkhi yang secara turun-temurun adalah kepala aristokrasi yang berkuasa, karena sultan dan kerabatnya menduduki tingkat atas dalam masyarakat maka mereka berhak mendapat tanah, pusaka kewargaan atau kanayakan dan mereka berhak atas kerja bakti dan upeti dari rakyat. Keturunan sultan sampai generasi ketiga disebut warga dan keturunan yang makin jauh lagi dari sultan disebut nayaka, mereka memakai gelar yang berbeda-beda menurut hirarkhi kedudukannya.

    Dalam perjalanan masyarakat Banten juga mengalami mobilitas  sosial, khususnya setelah dihapuskannya kesultanan Banten. Pada waktu itu pemerintah kolonial mulai merekrut birokrat kolonial rendahan dengan tugas tertentu seperti penarik pajak, juru tulis dan lain-lain. Jumlah mereka semakin banyak jika di bandingkan dengan dengan jumlah bangsawan.

    Dipihak lain golongan bawah yang terdiri dari petani, pedagang, buruh dan juga golongan abdi yang sangat setia kepada gusti. Di antara para bangsawan rendahan dan mereka yang tinggal jauh dari pusat kesultanan dimasukkan kedalam golongan ini termasuk pemimpin agama setempat. 
                                   
    3.      Tokoh Bandit Sosial (Entong Gendut dan Entong Olo)

    Entong Gendut, jagoan Betawi dari Condet, Batavia. Merupakan salah satu bandit sosial yang ada di Batavia. Dia sangat benci akan perlakuan pemerintah colonial di Batavia. Dia anti terhadap tuan tanah di Batavia, yang memungut pajak terlampau tinggi, yang membuat masyarakat di Batavia menderita terutama di daerah tempat dia tinggal.

    Pada 7 Maret 1916 Asisten Wedana Pasar Rebo mendatangi kediaman Taba, petani yang berhutang pada seorang tuan tanah menyita harta banda miliknya, kemudian dijual dengan harga 7,20 gulden yang merupakan harga yang sangat rendah ukurannya waktu itu membuat, Enting Gendut turun tangan Ia beserta 50 pengikutnya memagar betis kediaman Taba yang tak berdaya. Asisten Wedana pun pulang dengan tangan kosong.

    Lain waktu, Entong Gendut pun kembali melancarkan aksinya pada saat Nyonya Van der Vasse Rollinson di Vila Nova mengadakan pertunjukan topeng. Ia bersama pengikutnya membubarkan pertunjukan dan pesta yang diselenggarakan di rumah perempuan Belanda itu. tak berhenti di sana, Entong Gendut cs pun melempari rumah DC Ament, tuan tanah di Tanjung Timur.

    Pembelaan Entong Gendut kepada para petani korban eksploitasi tuan tanah itu membuat pemerintah kolonial geram. Namun demikian keberpihakannya pada rakyat kecil membuatnya digelari Raja Muda yang selalu didampingi delapan patihnya. Dalam catatan pemerintah kolonial tentu saja Entong Gendut ditulis sebagai penjahat yang selalu membuat kekacauan. Namun di mata penduduk yang dibelanya, ia seorang pahlawan yang mati Syahid.
    Sebelum perlawanan Entong Gendut, pemerintah kolonial dalam arsip-arsipnya juga melaporkan adanya perlawanan yang dilakukan oleh penduduk Batavia pimpinan Entong Tolo. Tolo terkenal sebagai bandit yang kerap membagi-bagi hasil rampokannya dan selalu membantu penduduk di Jatinegara, Batavia pada kurun tahun 1904-1908. Sehari-hari Tolo bekerja sebagai pedagang di Pondok Gede, kemudian di jatinegara.
    Semasa hidupnya ia selalu berpindah-pindah, menghindari kejaran polisi yang menuduhnya karena selalu membuat onar. Tolo memang licin bak belut. Ia selalu bisa menghindari kejaran polisi karena penduduk yang berpihak padanya selalu menutup-nutupi keberadaan Entong Tolo. Tentu saja penduduk punya alasan kuat untuk melakukan itu karena Entong Tolo bak “Robin Hood” yang kerap membantu mereka.
    Keberpihakan itu membawa keuntungan bagi Entong olo. Pada 1906 ia terlibat sebagai dalang utama sekaligus memimpin aksi perampokan di rumah Gorin. Polisi yang berhasil menangkap Tolo. Namun polisi kesulitan untuk mengadilinya karena tak seorang penduduk pun mau bersaksi atas segala kejahatan yang dilakukannya. Tanpa pengadilan Tolo dijebloskan ke penjara dan situasi keamanan pun kembali pulih sampai kemudian ia dibebaskan. Ketika bebas ia kambuh lagi, dan melakukan aksi perampokan yang lebih ganas terhadap tuan-tuan tanah. Ketika ditangkap, Residen Batavia memutuskan agar Entong Tolo dibuang ke Manado. Di sana ia hidup sebagai orang buangan dengan tunjangan dari pemerintah colonial 10 gulden perbulannya.

    Sumber
    Suhartono “Bandit-bandit di pedesaan jawa : Study Historis 1850-1942”

    Friday, June 17, 2011

    Alexa Rank


    Apa sich Alexa Rank itu????
    Peringkat yang diberikan oleh Alexa Web untuk website atau blog yang berasal dari seluruh jumlah pengunjung setiap harinya, sehingga Alexa Rank bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan traffic dari sebuah website atau blog.

    Jika Google Page Rank menentukan peringkat dengan jumlah yang semakin besar  semakin bagus, maka Alexa Rank kebalikannya yakni menentukan rangking sebuah wibset atau blog dengan angka yang semakin kecil, kualitasnya semakin bagus, seperti disaat kita masih berada di bangku sekolah, rangking 1 adalah yang paling pinter di kelas.

    Apa kegunaan dari Alexa Rank Tersebut..??
    1.      Alexa ini membantu dengan memberikan informasi tentang kualitas dan popularitas dari sebuah website.
    2.      Berguna bagi website yang bisa diterima dalam program make money online.
    3.      Membantu mengetahui posisi jika terdapat kompetisi dan mengetahui volume traffic dari website yang dimiliki.
    4.      Bisa membangun kredibilitas terhadap sebuah website
    5.      Website tersebut akan lebih dipandang dan tampak lebih profesional.

    Jika sobat menjadikan sebuah web/blog sebagai sebuah bisnis, maka Alexa Rank ini sangat berguna sekali sebagai tolak ukur dan yang paling penting yakni berusaha untuk   meningkatkan peringkat alexa website/blog yang sobat miliki.

    Monday, June 13, 2011

    PENYAJIAN DATA STATISTIK


    Data statistik dapat disajikan dalam bentuk tabel atau daftar, grafik atau diagram. Ada macam-macam tabel seperti tabel baris dan kolom, tabel distribusi normal dan tabel kontigensi. Sedangkan diagram atau grafik antara lain diagram batang, diagram garis, diagram lambang, diagram pastel dan diagram pencar.

    A.     DIAGRAM 

    Penyajian data berbentuk diagram dapat membantu dalam memvisualkan data tersebut sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis serta diinterpretasikan.

    1.      Diagram Batang (Bar Diagram)

    Data yang terbentuk kategori atau nominal sangat sesuai apabila disajikan dalam bentuk diagram batang. Dalam menyusun diagram ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni :
    a.       Sumbu datar (absis) dan sumbu tegak (ordinat)
    Kedua garis itu berpotongan tegak lurus. Sumbu datar disebut sumbu X, sedangkan sumbu tegak disebut sumbu Y. Skala sumbu datar hendaklah sama, demikian juga pada sumbu tegak. Tapi antara kedua sumbu itu tidak perlu sama skalanya.
    b.      Perbandingan antara garis X dan garis Y.         
    Untuk menjaga ketepatan penyajian data dan keindahan diagram perlu diperhatikan perbandingan panjang garis X dan Y. Disamping itu perlu diperhatikan lebar masing-masing batang, sehingga sesuai dengan perbandingan luas masing-masingnya dan serasi dengan lebar sumbu X.
    c.       Nama/legenda pada sumbu ordinat akan menunjukkan kuantum atau frekwensi, sedangkan pada sumbu obsis (sumbu X) merupakan atribut atau waktu.
    d.      Nama diagram
    Ditulis dibagian bawah. Ditempatkan pada bagian tengah dan dinyatakan dalam bahasa yang jelas, pendek dan tepat  sehingga dengan mudah orang dapat memahami apa yang dimaksud dengan diagram itu.
    e.       Letak masing-masing batang terpisah  antara yang satu dengan yang lain.
    Sebelum menyusun suatu diagram batang, hendaklah membuat tabel persiapan dari data yang diberikan atau yang ada.

    2.      Diagram garis

    Digunakan untuk menyajikan data yang berkesinambungan. Seperti perkembangan murid dari tahun ke tahun dll. Hal yang harus diperahatikan, yakni :
    a.       Sumbu X dan sumbu Y
    Sumbu X digunakan untuk menyatakan waktu atau independent variable.
    b.      Bagi sumbu X atas beberapa plot sesuai dengan skor/kategori skor X.
    c.       Bagi pula sumbu Y sesuai dengan kuantum data yang ada dan tulis labelnya.
    d.      Sumbul Y mulai dari dengan nol
    e.       Gunakan penggaris untuk menentukan titik nilai dari masing-masing plot sumbu
    f.        Hubungkan masing-masing titik tersebut dengan tidak mengakhiri garis itu pada sumbu X.

    Beberapa kesalahan dalam membuat diagram garis yang sering terjadi, yakni :
    1)      Sumbu X terlalu pendek, sehingga grafik yang dibuat terlalu tinggi.
    2)      Sumbu Y terlalu tinggi, sehingga gambar itu menjadi melebar.
    3)      Grafik dibuat terlalu ke bawah atau terlalu ke atas.

    3.      Diagram lambang

    Keuntungannya yakni untuk menghindari kekliuruan dan kelamahan dalam diagram grafik, dibuat dengan lambang (symbol dari data sebenarnya).

    4.      Diagram pastel/serabi (pie diagram)

    Grafik ini melambangkan semua karakteristik dari populasi yang diterangkan dalam suatu lingkaran, dengan menggunakan jari-jari yang menjadi pemisah antara satu komponen dengan komponen akan dapat ditentukan luas serabi/pastel untuk masing-masing komponen. Sehingga pastel dapat dibagi menjadi beberapa bagian secara propesional, dimana tiap-tiap segmen (bagian) mewakili satu komponen dari kesuluruhan (populasi).

    5.      Diagram pencar (scatter diagram)

    Digunakan jika terdiri dari dua variable dan telah merupakan kumpulan data, diagram ini disajikan dalam sistem sumbu koordinat yang merupakan titik temu antara nialai X dan Y.

    B.     TABEL

    Penyajian data statistic bentuk tabel atau daftar ditentukan oleh mudah atau tidaknya data itu dibaca sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena perlu ditata sehingga tidak membingungkan dan mudah dipahami. Patokan dasar yang perlu ada dalam suatu tabel atau dafta adalah :
    1.      Judul tabel
    a.       Tepat, pendek dan jelas.
    b.      Ditulis ditengah
    c.       Menggunakan huruf besar atau sebagaian huruf besar
    d.      Formatnya ditata dengan baik dan jelas
    e.       Ditulis nomor tabel atau daftar, dapat dilakukan secara keseluruhan atau per bab.
    2.      Judul kolom (sub bagian) dan baris
    Pendek dan jelas serta menggambarkan sesuatu yang tertera dalam sel.
    3.      Sumber data (bagian yang dikutip)
    Kutipan sumber harus jelas dan dibuat di bawah tabel.

    C.     HISTOGRAM

    Histogram adalah modifikasi dari diagram batang (bar diagram), dimana sumbu X yang diterapkan adalah “Batas Nyata” dari kelas interval yang telah disusun dan antara satu batang dengan batang berikutnya tidak dipisahkan kecuali kalau frekuensi atau persentase kelas berikutnya adalah nol (0) sehingga kelas berikutnya itu seakan-akan terpisah dari yang sebelumnya. Histogram ini digunakan dalam menyajikan data yang disusun dalam suatu distribusi frekuensi, distribusi persentase atau telah tersusun. Langkah-langkah menyusun histrogram , antara lain :
    1.      Membuat sumbu X dan sumbu Y dengan perbandingan 4:3.
    2.      Beri nama garis sumbu X dan garis tersebut dengan suatu unit/skala tertentu sehingga sesuai dengan kelas interval/plot.
    3.      Bari nama pada garis ordinat (Y) dan garis itu dengan skala tertentu pula sesuai dengan kuatum (frekuensi yang ada). Mulai dari nol, tapi kalau tidak memungkinkan unutk kuatum beri tanda putus-putus.
    4.      Buat blok/segi empat pada masing kelas/plot dengan menggunakan batas nyatanya, sedangkan tingginya sesuai dengan frekuensi masing kelas interval/plot itu. Karena batas nyata antara kelas interval pertama yang tertinggi merupakan batas nyata terendah untuk kelas interval yang kedua, maka blok-blok yang disusun akan berimpit sesuai dengan peringkat kelas yang berurutan.


    D.    POLIGON FREKUENSI

    Poligon adalah hubungan titik tengah histogram dari masing-masing balok tersebut, dengan satu garis.pada balok terakhir dan permulaan garis lurus dari dan ke sumbu X (absis) dengan menambah ½ dari lebar satuan ukuran. Langkah-langkah membuat polygon, yakni :
    1.      Buat garis X dan Y dengan perbandingan 4:3. dikertas milimiter atau kertas lain yang mempunyai ukuran yang sama.
    2.      beri nama sumbu X dan plot garis tersebut sebanyak jumlah kelas interval ditambah dengan masing-masing = satu titik sebelum dan sesudahnya yang mewakili titik tengah kelas interval sebelum dan sesudahnya. Pada masing-masing sumbu X letakkan titik tengah kelas interval yang dicari dalam tabel persiapan.
    3.      Garis Y selalu mulai dengan  nol (0). Plot garis Y itu sesuai dengan frekuensi atau persentase yang ada, sehingga frekuensi atau persentase tertinggi berada di atas sekali pada gari Y. Jangan lupa memberi nama pada garis Y.
    4.      Dengan menggunakan penggaris, tentukan titik temu frekuensi/persentase dengan midpoint (titik tengah masing-masing kelas interval). Jika kategori/kelas interval lebih lebar atau kurang sesuai dengan frekuensi/persentase tersebut, beri tanda putus.
    5.      Hubungan semua titik yang telah diperdapat, dimulai dari titik tengah tambah yang dibuat sebelum titik tengah kelas interval yang terakhir. Dengan demikian didapati suatu polygon yang tertutup dengan X sebagai sumbunya.
     
    E.     OGIVE

    Ogive merupakan poligon meningkat (kumulatif), digunakan untuk menentukan siswa yang lulus ujian/tentamen berdasarkan kurva normal (NRT), tebat digunakan dalam persentase ogive, sehingga seorang guru dapat menentukan berapa batas lulus yang akan digunakan. Langkah-langkah menyusun ogive yakni :
    1.      Menggunakan kertas grafik, buat sumbu X dan Y. perbandingan gari 4:3
    2.      Pilih salah satu standar ukuran untuk menempatkan titik batas nyata (lower real limit), pada sumbu X, beri nama sumbu X, demikian juga sumbu Y.
    3.      bagi sumbu Y dengan unit tertentu pula (frekuensi/persentase), sehingga frekuensi tertinggi sama dengan jumlah dalam tabel persiapan atau kelau persentase maka yang tertinggi adalah 100.
    4.      Plot nol pada batas nyata bawah dari kategori pertama. Kemudian plot tiap-tiap kumulatif frekuensi/persentase pada batas nyata atas diri tiap-tiap kelas/kategori.
    5.      Hubungan semua titik dengan garis lurus dan titik yang terakhir adalah sama dengan N atau 100 persen.
    6.      Beri nama grafik.

    Friday, June 10, 2011

    BANGSA INGGRIS DI ASIA TENGGARA


    Bangsa Inggris di Malaysia

    1.       Kedatangan Bangsa Inggris ke Malaysia

    Tahun 1709 Inggris mendapatkan pulau penang dari Sultan kedah (Sultan Abdullah) sebagai imbalan bagi Inggris yang telah melindungi kerajaan kedah dari ancaman Slangor dan Siam. Selanjutnya tahun 1800 Inggris memperoleh daerah Provinsi of Wellesley di pantai kedah.

    Disaat terjadinya Revolusi Prancis dan Perang Napoleon di Eropa terjadi perubahan, dimana tentara Napoleon menduduki Belanda dan seluruh jajahan Belanda di Asia Tenggara menjadi milik Prancis. Sebagai lawan Napoleon, Inggris menggunakan kesempatan ini merebut Malaka dari tangan Belanda (1795) dan tahun 1811 Inggris mendarat di Batavia dan mengusai daerah jajahan Belanda di Indonesia. Dengan kekalahan Napoleon maka berakhirlah perang di Eropa dan Inggris pun menjadi penguasa terkemuka di Eropa Barat, tapi pada permusyawaratan negera-negara pemenang dalam Convention of London 13 Agustus 1814, Inggris mengembalikan semua jajahan yang direbutnya dari Belanda. Di Indonesia Inggris hanya menduduki Bengkulu dan Malaka kembali pada Belanda.

    Pada 28 januari Raffles dan Farqurah mendarat di Singapura dan mendapatkan pulau ini tahun 1819 melalui perjajian dengan Sultan Johor, tapi Belanda tidak menyetujui pendudukan Singapura oleh Inggris, akhirnya persoalan ini diselesaikan dalam Treaty of London (17 Maret 1824), dimana Belanda menyerahkan Malaka dan Singapura pada Inggris, sedangkan bengkulu yang dikuasai oleh Inggris di berikan pada Belanda. Singapura yang mulai berkembang muncul sebagai pelabuhan yang ramai dan menjadi urat nadi perdagangan di Asia.

    Tahun 1826 pulau Pinang, Malaka dan Singapura disatukan Inggris dalam satu wilayah kekuasaannya yang disebut Straits Settlements (Wilayah pemukiman selat Malaka) yang berpusat di pulau Pinang, kemudian dipindahkan ke Singapura tahun 1832. Wilayah kekuasaan Ingris ini menjalankan pemerintah secara langsung dan daerah ini merupakan basis Inggir untuk meluakan daerah kekuasaannya ke pedalaman.

    Inggris berusaha memperluas daerah kekuasaannya menanamkan pengaruhnya di Malaya secara perlahan dan bertahap agar tidak timbul perlawanan Sultan-sultan Malaya, dimana Sultan akan menerima Residen Inggris sebagai Penasehat dalam pemerintah dan semua urusan administrasi dan keuangan harus dijalankan menurut nasehat Residen selain urusan dapat dan agama. Perjanjian pangkor menujukkan perubahan politik secara langsung atau tidak langsung mengurangi kekuasaan Sultan sebagai kepala Negara dan Inggris telah mengambil ahli kewajiban-kewajiban politik dari Sultan dan Bangsawan Melayu, dimana urusan adapt dan agama di Serahkan seluruhnya pada Sultan. Perdagangan pun hamper seluruhnya berada di tangan Inggris. Setelah berhasil menetapkan Residen Inggris berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan itu di bawah Resident-General yang mengapalai semua Residen masing-masing kerajaan. Tahun 1896 Keempat kerajaan (Perak, Selangor, Negeri sembilan dan pahang yang pada tahun 1874 dan 1888 melakukan perjajian pada Ingris dan menerima Residen) menanda tangani Treaty of Federation, yang menyatakan tergabung dalam federasi dan mengakui Residen-General.sejak itu mereka berada di bawah pemerintahan pusat yang bercorak persekutuan yang dikenal dengan Negeri-negeri Melayu bersekutu (Federated Malay States), sedangkan Johor, Kedah, Perlis, Kelantan dan Trenggono yang dikuasai Siam diserahkan pada Inggris (1909), tapi mereka menolak bergabung karena takut kehilangan kekuasaan di negerinya masing-masing, maka mereka disebut Unfederated Malay States.

    2.       Reaksi Bangsa Malaysia Terhadap Inggris

    Imigrasi Cina dan India ke Malaya menyebabkan penduduknya menjadi heterogen (Cina 42%, Melayu 40%, India 10%, Arab dan lainnya 8%, sedangkan Singapura 80% penduduknya Cina). Inilah yang menjadi salah satu factor tidak adanya reaksi yang besar seperti bangsa-bangsa Asia Tenggara lainnya. Dengan kata lain bahwa Nasionalisme orang Melayu lemah.

    Orang Melayu sendiri terbagi kepada golongan bangsawan, petani kecil dan nelayan. Golongan bangsawanlah yang diharapkan menjadi pelopor orang Melayu untuk memperjuangkan kemerdekaan. Namun golongan ini diperalat oleh Inggris, sedangkan golongan petani dan nelayan tidak dapat menimbulkan rasa nasionalis karena pendidikan dan ekonominya yang terbelakang.

    Dibandingkan dengan orang Melayu kedudukan ekonomi orang Cina sangat baik karena mereka memegang posisi penting dalam bidang ekonomi, sedangkan orang India hanya hidup dari bekerja di tambang dan kebun karet. Apalagi antara orang Melayu yang beragama Islam tidak bisa bersatu dengan India dan Arab yang beragama Islam, karena kedudukan ekonomi mereka yang berbeda, dimana India dan Arab lebih kaya disbanding Melayu.

    Walaupun demikian Malaya hidup aman dan tentram, namun keadaan ini berubah setelah munculnya Jepang di Malaya.

    3.       Nasionalisme Malaya

    Pendudukan Jepang yang kejam membuat penduduk lari ke hutan-hutan dan menyusun pasukan gerakan di bawah tanah. Mereka bersatu dan membentuk gerakan yang bernama The Malayan People’s Anti Japanese Army (MPAYA) yang dipimpin oleh Cheng Peng (Komunis), selain dari MPAYA ada juga Comunist Party Malaya (CMP), Cina Nasionalis (Kuomintang) dan Kesatuan Melayu Muda (KMM) serta tentara Inggris yang terjun paying di hutan-hutan ikut membantu.

     Selama gerilya Inggris berjanji kepada MPAYA untuk memberikan pemerintahan yang demokratis kepada Malaya nantinya, namun pendudukan Jepang di Malaya telah menghidupkan dan mempercepat pertumbuhan semangat kebangsaan dikalangan rakyat, khususnya orang Melayu. Mereka mulai sadar bahwa mereka tidak seharusnya terus menerus memuja Inggris yang dating dengan tujuan menghisap kekayaan negeri mereka. Nasionalisme ini dipersubur oleh Jepang dengan meniupkan sentiment anti Barat dan anti Inggris.

    Dengan jatuhnya Jepang dan Inggris kembali ke Malaya (September 1945), Ingris membentuk BMA (British Military Administration atau pemerintahan militer Inggris) untuk mengurus pemerintahan Malaya, sedangkan Straits Settlements dibubarkan, namun BMA berlangsung 7 bulan karena tidak disukai oleh rakyat dan diganti oleh Inggris menjadi Malayan Union (1946). Malayan Union ini dibentuk untuk menyatukan semua kerajaan-kerajaan di Semenanjung bersatu dengan penang dan Malaka di bawah Gubernur Inggris. Tapi Malayan Union juga ditentang oleh orang Melayu dengan menyatukan semua organisasi Melayu dan terbentuklah Organisasi nasional Kesatuan Melayu (UMNO = United Malay National Organization) tanggal 11 mei 1946 dibawah pimpinan Dato’ Onn bin Jaafar yang merupakan persatuan 48 organisasi termasuk MNP (Partai Nasional Melayu pimpinan Dr.Burhanuddin) yang ikut menentang keras pelaksanaan Malayan Union karena menghapuskan kedaulatan raja-raja dan digantikan dengan kedaulatan raja Inggris, ditambah lagi Inggris merasa semua bangsa yang tinggal di negeri ini akan diberi hak dan layanan yang sama, akibatnya orang Melayu akan ditenggelamkan oleh orang Cina dan India yang mereka anggap orang asing, apalagi kesetiaan mereka diragukan terhadap Malaya. Selain organisasi orang-orang Melayu ada juga organisasi non-Melayu “All Malayan Council of Joint Action (AMCJA) oraginasasi ini merupakan gabungan organisasi non-Melayu yang berdiri 22 Desember 1946 dibawah pimpinan Tun Tang Cheng Lock yang juga ikut menentang Malayan Union.

    Akhirnya Malayan Union ini pun diakhiri pada 31 januari 1948 dan diganti dengan federation of Malaya atau persekutuan tanah Melayu yang didirikan pada 1 Februari 1948, dimana ditentukan kedaulatan raha-raja dikembalikan seperti dahulu dan semua kerajaan yang ada di Malaya menjadi anggota persekutuan yang dikepalai oleh seorang ketua dengan gelar menteri Besar yang dipegang oleh orang Melayu. Namun Persatuan Tanah Melayu ini tidak disetujui orang non-Melayu karena tidak turut serta dalam perundingan. Mereka yang tidak puas ini terutama Cina yang berfaham komunis melakukan pemberontakan komunis (juni 1946) yang diorganisir oleh Partai Komunis Malaya (PKM) dibawah pimpinan Ching Pen.

    Pecahnya pemberontakan komunis di Malaya menyebabkan pemerintah melarang beberapa buah partai yang terlibat. Dan untuk memecah orang Cina yang memihak PKM pemerintah mendirikan “Malayan Chinese Association MCA)” (1948) untuk menyalurkan hasrat politik mereka.

    Tahun 1952 terjadinya persekutuan antara UMNO dengan MCA dan tahun 1954 India Malayan Congress (MIC) ikut bersatu dan tahun 1955 partai aliansi ini mendapatkan kemenangan, sejak itu Persekutuan Tanah Melayu menjadi negara yang berpemerintahan sendiri.


    Bangsa Inggris di Singapura

    1.      Kedatangan Bangsa Inggris ke Singapura

    Pada 28 januari 1819 Rafles menyewa singapura pada sultan Johor. Tapi menimbulkan ketegangan dengan Belanda maka diselesaikanlah dengan Traktat London (1824), semenjak itu Singapura resmi menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Pada tahun 1832 singapure menjadi pusat pemerintahan Straits Settlements. Setelah PD II selesai dan Inggris kembali ke Malaya Straits Settlements dihapuskan (1946). Dan didirikannya Malaya Union (1946), singapura dikeluarkan dari Semenanjung Tanah Melayu sehingga menjadi koloni sendiri di bawah Gubernur.

    2.      Nasionalisme Singapura

    Dalam rangka memberikan kekuasaan kepada rakyat, maka pada maret 1948 diadakan pemilu pertama untuk memilih 6 wakil yang akan duduk dipemerintahan. Pemilu kedua diadakan (1951), dalam pemilu kedua ini suara rakyat semakin diperkuat melalui jumlah wakil rakyat yang semakin bertambah. Pada April 1955 pemilihan umum pertama diadakan dan dimenangkan oleh panrtai buruh pimpinan David Marshal, namun kemenangan ini ditentang oleh Partai Aksi Rakyat, Partai Demokrat dan Partai Progresif, sehingga Marshal meletakkan jabatanya dan digantikan oleh Lim Yew Hoch sebagai perdana mentri


    Bangsa Inggris di Brunei Darussalam

    Tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris untuk memajukan hubungan dagang dan kerja sama dalam menumpas bajak laut. Hal ini merupakan langkah awal Inggris menguasai Brunei. Tahun 1888 Brunei menjadi daerah Protektorat (Perlindungan) Inggris dan tahun 1906 di tempatkan residen di sana. Perekenomian di Brunei ini menghasilakan keuntungan yang besar bagi Inggris terutama hasil dari minyak di Brunei.

    Setelah PD II Inggris kembali ke Brunei dan Inggris pun memberikan otonomi yang luas pada Brunei dimana semua urusan dalam negeri dikuasai oleh Sultan dan luar negeri Inggris yang bertanggung jawab. Pos residen dihapuskan dan seorang komisaris Tinggi diangkat yang bertanggung jawab mengenai hubungan antara Inggris dan Brunei.

    Setelah memrintah selama 17 tahun, Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa’adul Khairi Waddien (Sultan ke 28) turun tahta dan digantikan oleh putranya yang tertua yaitu Sultan Hassanul Bolkiah, sebagai sultan ke 29.
        

    Bangsa Inggris di Myanmar

    1.      Kedatangan Bangsa Inggris ke Myanmar

    Pada masa imperium Inggris di India mengalami perkembangan , waktu itulah pasukan Birma menyerang kedudukan dan daerah-daerah kekuasaan Inggris di derah sebelah barat Assam. Hal ini menimbulkan peperangan antara Inggris dengan Birma dan Birma pun dikalahkan oleh Inggris tahun 1885 dan menduduki Mandalay ibu kota kerajaan Birma setelah Birma di keasai maka Inggris menggabungkan Myanmar dengan India, sehingga pemerintahan di Myanmar disamkan dengan India apapun perubahan yang terjadi di India di ikuti dengan perubahan yang sama di Birma.

    Tahun 1930 sistem pemerintahan ”dyarchy” yaitu pemerintahan yang dilaksanakan secara bersama oleh dua penguasa diperkenalkan di Birma, sehingga Myanmar akan berstatus sebagai provinsi dibawah Gubernur yang dibantu oleh dewan eksekutif, hal ini merupakan langkah awal menuju pemerintahan sendiri. Tahun 1928 Komisi Simon meninjau perubahan ini  dan memilih pemesihan Myanmar dari India. Pemisahan ini menghasilkan undang-undang pemrintahan Myanmar tahun 1935 dan Birma langsung diperintah oleh raja Inggris melalui kemetrian Myanmar di London. Perubahan konstitusi jua dilakukan Gubernur hanya bertanggung jawab dengan urusan luar negeri, pertahanan, politik dan moneter sedangkan masalah-masalah lain harus minta nasehat pada para mentri yang bertanggung jawab pada dewan legislatif.

    2.      Reaksi Bangsa Myanmar Terhadap Inggris

    Dengan digabungkannya India dengan Myanmar dan pemerintahan di Myanmar disamakan dengan pemrintahan di India. Hal ini tidak menimbulkan reaksi dari rakyat Myanmar, mereka menerima saja pemerintahan yang disamakan dengan India oleh Inggris.

    3.      Nasionalisme Myanmar

    Nasionalisme Myanmar kurang militant dan keras. Apalagi mereka hidup sebagai petani kecil dengan penghasilan rendah. Dan munculnya tekanan-tekanan dari penjajah mengakibatkan reaksi yang dari rakyat. Didorong oleh semangat Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905, maka tahun 1906 berdirilah “Young Man’s Budhist Association (YMBA) yang bergerak dibidang keagamaan dan kebudayaan dibawah pimpinan Biksu Budha yang bernama Vottama, sedangkan organisasi bidang politik muncul tahun 1919 “General Gouncil of Burmese Association” (GGBA). Tahun 1920 mulai muncul aksi-aksi yang keras dari rakyat menentang kekuasaan Inggris. Aksi pemogokan dan baikot telah dilancarkan dan dipelopori oleh mahasiswa-mahasiswa Rangon dan pada tahun itu muncul pula sebuah organisasi yang bernama Wun Tanu. Selain ditujukan pada Inggris juga ditujukan pada orang India dan Cina yang menyuasai Ekonomi Myanmar. Pada tahun 1921 GCBA menuntut pemrintahan sendiri, lepas dari India.
    Ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Inggris terlihat pula dengan pencahnya pemberontakan Sayasan (1930). Pemberontakan ini dilancarkan oleh kaum tani yang menderita di Myanmar Hilir. Setelah pemberontakan ini Inggris mengadakan Komperasi meja Bundar antara Inggris, Myanmar dan India. Hasilnya lahirlah “Government of Burma Act” (1935), dimana Myanmar dipisahkan dari India (dilaksanakan 1937). 

    Tahun 1936 adanya organisator pemogokkan mahasiswa di Universitas ranggoon yang dipelopori oleh Aung San, setelah itu dia menjadi pemimpin Dobama Asiayone. Tahun 1937 nasionalis Myanmar menjadi lebih ekstrim dan anti Inggris, dengan lahirnya organisasi yang bersifat radikal “Dobama Asiayone” (Kami bangsa Burma). Dan muncul pula partai Thakin yang merupakan kelompok golongan nasionalis revolusioner. Disebut Partai Thakin karena anggotanya memiliki gelar Thakin (Lord atau Tuan). Diantara anggotanya ada yang mengadakan kotak dengan partai komunis India dan mempropagandakan doktri-doktrin komunis.

    Menjelang PD II gerakan nasionalisme Myanmar semakin agresif menentang Inggris. Pada tahun 1939 mereka mengadakan perjajian rahasia dengan Jepang dimana Jepang menjajikan kemerdekaan kepada Myanmar bila Inggris dapat di usir, maka pada tahun 1940 30 Thakin pergi ke jepang termasuk aung san pergi ke jepang atas undangan konsul Jepang di Rangoon. Dijepang merak menerima intrsuksi-instruksi yang harus dilaksanakan apabila Jepang melancarkan serang kapada Myanmar. Mereka kembali bersama-sama dengan tentara Jepang yang berhasil mengusir inggris di Myanmar.


    Sumber
    Hall. D.G.E.1984. “Sejarah Asia Tenggara”. Kuala Lumpur : Dewan Pustaka dan
    Bahasa.
    Ramli, Tahhar. “Hand-Out (Sejarah Asia Tenggara)”. Jurusan Sejarah, Fakultas
    Ilmu-ilmu Sosial. Universitas Negeri Padang.
    Welly Farida. 2000. “Hand-Out (Sejarah Asia Tenggara)”. Jurusan Sejarah, Fakultas
    Ilmu-ilmu Sosial. Universitas Negeri Padang.
     

    My Followers

    Page Like

    Copyright© 2011 Catatan Si Virgo Girl | Template Blogger Designer by : Utta' |