. Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto | Catatan Si Virgo Girl

 Subscribe in a reader

Berlangganan gratis Via Email Di bawah ini

Saturday, July 16, 2011

Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto


A.     Pendahuluan 

Keberadaan media pers pada setiap masa sangatlah penting kerena merupakan salah satu sarana yang efektif untuk menyampaikan informasi pada masyarakat banyak dimanapun mereka berada. 

Media massa memainkan peran untuk menyampaikan informasi pada orang (massa) yang tersebar tak tidak diketahui  di mana meraka berada.  Madia ini berupa  surat kabar, film, televisi , dan radio.   Media ini bersifat melembaga, satu arah, meluas dan serempak, memakai alat, dan terbuka. Dalam memahami tentang media dalam suatu komunitas maka kita tak bisa lepas dari apa yang sering disebut pers. Pers merupakan usaha  dari alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat akan penerangan, hiburan, keinginan untuk mengetahui berita yang telah/akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan dunia umumnya. 

Salah satu media yang mempunyai peranan di Indoesia yakni surat kabar, dimana media massa ikut perperan dalam menyampaikan opini kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi di Indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Seperti perkembangan politik Indonesia masa reformasi, setelah lensernya rezim Soeharto dan hal ini tidak lepas dari peranan mahasiswa tersebut dalam memberikan opini mengenai keadaan politik nasional tersebut.

Berbagai perkembangan yang terjadi di indonesia tidak lepas dari peranan surat kabar yang selalu menyampaikan informasi mengenai perkembangan yang terjadi di Indonesia disegala bidang dan disegala aspek. Dari informasi yang disampaikan membauat setiap surat kabar mengalami perkembangan dan surat kabar yang terbitpun muncul dari berbagai lembaga termasuk kampus-kampus/universitas-universitas yang yang ikut meramaikan dalam penerbitan surat kabar.

Surat kabar kampus pun sudah lama ada seperti KAMMI dan Jurnal mahasiswa yang merupakan surat kabar yang diterbitkan dan dikelola oleh Mahasiswa yang terkenal pada masa 1960-an akhir sampai 1970-an awal yang diterbitkan di Jakarta. Dan di sumatera barat sendiri khususnya di Universitas Negeri Padang (UNP) telah menerbitkan surat kabar yang bernama Tri Darma pada tahun 1979 dibawah naungan humas, pada tahun 1989 Tri Darma ini pun berubah menjadi Ganto, yang sampai sekarang telah menjadi ”surat kabar kampus ganto”.           

B.     Masalah

Surat kabar Ganto (SKK) Ganto adalah salah satu organisasi Mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik yang ada di Universitas Negeri Padang (UNP). Organisasi ini bukanlah unit kegiatan mahasiswa tapi sebuah penerbitan kampus yang dikelola mahasiswa. Pertanggung jawaban organisasi ini langsung pada Rektorat. Lembaga ini adalah lembaga yang mandiri dalam arti pengelolaan organisasi maupun penerbitan. Sedangkan dananya masih disubsidi oleh pihak Universitas yang diambil dari sumbangan mahasiswa baru. Dalam pengelolaan dana dipegang oleh organisasi, pengembilannya melalui bendahara Universitas, begitu juga dengan pertanggungjawaban keuangan itu juga dilakukan langsung dengan pihak keuangan Universitas.[1]

Sebelum adanya SKK Ganto, ia dulunya bernama Tri Darma yang memperoleh surat izin terbit (SIT) tahun 1979 dengan no SK/519 SK/DITJEN PPG/STT/1979 di bawah naungan humas. Semasa itu, Tri Darma terbit dengan tiras yang relative sedikit dengan durasi terbit triwulan. Selain keterbatasan dana, pengelolaannya  juga masih terbatas, yang dikelola oleh segelintir orang yang dipimpin oleh Makmur Hendrik dengan jabatan sebagai pemimpin umum/redaksi. Salah satu prestasi Tri Darma adalah terpilihnya sebagai Koran kampus terbaik I tingkat Nasional, namun Tri Darma tidak dapat bertahan lama.[2]

Beberapa tahun kemudia Tri Darma tidak terbit lagi, maka mei 1989 lahirlah sebuah media kampus dengan nama SKK Ganto. Awalnya beberapa staf kampus seperti Drs. Anas Syafei (pembantu rektor III), Drs. M. Atar semi, Haris Effendi tahar, Drs. Hafni (kepala humas), Abdul Maujud, Ady Rosa serta beberapa mahasiswa seperti Asrul Piliang[3] mengadakan diskusi untuk menerbitkan kembali penerbitan kampus dan diskusi inipun sampai pada soal nama, ada yang mengusulkan nama Seruling, Rangkiang dan Ganto. Akhirnya memutuskan nama yang tepat yakni Ganto.[4]

Ganto merupakan lonceng kecil yang dikalungkan pada leher kerbau atau sapi, dengan kata lain Ganto tidak hanya berfungsi sebagai hiasan akan tetapi juga sebagai pertanda bagi kerbau dan lonceng dilehernya akan berbunyi ketika sapi/kerbau tersebut berjalan. Apabila orang lain mendengar mereka akan menghidar ke tepi, maka ganto akan tetap ada apabila sapi/kerbau tersebut tetap berjalan. Hal ini dijadikan filosofi bagi SKK  Ganto. Disamping memberikan identitas minangkabau dimana SKK Ganto berada. SKK Ganto sebagai Koran kampus akan tetap terbit selama ada kamauan pengelolanya untuk menerbitkan, yang merupakan refleksi dari kerbau/sapi yang berkalungkan Ganto, selagi ia bergerak kalung yang dipakainya akan berbunyi terus[5]. Hal ini dibuktikan oleh SKK Ganto yang selalu terbit. selain perubahan yang terjadi karena adanya perubahan isi dan jenis dari surat kabar (Koran) menjadi tabloid. Dulu waktu Tridarma isinya hanya memberitakan suatu kegiatan dan bersifat seperti Koran dan dikelola oleh Humas. Sedangkan setelah menjadi Ganto, berbentuk Tabloid, dan isinya telah bersifat umum tidak hanya memberitakan suatu kegiatan tapi juga memberi berbagai informasi yang perlu diketahui oleh seluruh mahasiswa.[6]

Dalam bidang kepengurusan SKK Ganto mengganti pengurusnya satu tahun sekali dan setiap kepengurusan yang sudah habis masanya dalam satu tahun tersebut masih bisa menyabat kembali/masih bisa untuk tetap eksis dan seluruh alumni masih tetap bisa ikut dalam setiap kegitan yang diadakan oleh SKK Ganto.[7]
 
Ganto terbit pertama kali pada tahun 1989. Pada tahun 1992, terjadinya pergantian personalia karena ada pengelola dari kalangan mahasiswa yang sudah tamat, sehingga direkrutlah personil baru dari kalangan mahasiswa yang berminat terhadap jurnalistik.[8]

Kualitas ganto semakin hari semakin membaik, hal ini dibuktikan dengan prestasi SKK Ganto yaitu yang memegang predikat sebagai Koran kampus terbaik II Nasional yang diselenggarakan Dikti Depdikbud tahun 1994.[9]

Pada tahun 1995 merupakan era baru bagi kepengurusan Ganto, yang dahulunya personalianya adalah beberapa staf humas dan Dosen serta mahasiswa, sekarang mulai dikelola oleh mahasiswa sendiri, tapi Humas masih bertanggung jawab, dengan Hendra Dupa sebagai ketua pemimpin redaksi (mahasiswa jurusan kimia yang sudah menjabat di SKK Ganto selama 2,5 tahun).[10]

Semasa kepengurusan tersebut prestasi SKK Ganto masih diperhitungkan di tingkat nasional. Terbukti, dalam pemilihan Koran kampus yang digelar dikti, SKK Ganto meraih peringkat terbaik harapan II.[11]
Tahun 1996, kembali ganto mengganti pimpinan redaksi yang beralih pada Zulfahmi (Mahasiswa teknik mesin). Dan pada masa ini, dimulailah tuntutan untuk “independent” artinya lepas dari humas, namun usaha itu belum sepenuhnya berhasil, SKK Ganto tetap dibina oleh humas.[12]
 
Desember 1997, kembali kepengurusan SKK Ganto berganti, yang pemimipin redaksinya adalah M. Isa Gautama. Namun pada masa ini Ganto edisi januari sampai Mei tidak terbit karena SKK Ganto mengalami krisis. Hal ini menumbuhkan ketidakpuasan anggota pengelola SKK Ganto atas kinerja Pemimpin Redaksi yang tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa mengatasi krisis tersebut, maka sebelum M. Isa Gautama diminta mundur maka dia terlebih dahulu mengundurkan diri.[13]

Masih pada bulan Juni, Mairi Nandarson yang sebelumnya menyatakan mundur dari SKK Ganto, ditarik kembali dan dipercaya sebagai pemimpin redaksi. Akhirnya Ganto pun terbit seperti semula untuk edisi Juni dan Juli. Namun untuk edisi Agustus 1998 SKK Ganto terkatung-katung penerbitannya. Persoalan yang timbu bukanlah disebabkan oleh kenerja pengelola SKK Ganto, tapi disebabkan oleh proses Lay-out[14] yang tertunda. Tidak seperti biasanya, lay-out yang berada dibawah ketua pimpinan redaksi, atas keinginan perihal humas dan beberapa pengelola non-mahasiswa, meminta diserahkan kepada selain pimpinan redaksi, pengelola SKK Ganto menyetujui hal tersebut dan menunjuk Syamdani (anggota dari mahasiswa) yang bertanggung jawab atas pelaksana proses lay-out. Namun, sangat disayangkan sekali pihak Humas dan beberapa pengelola non-mahasiswa tidak menyetujuinya. Dan secara sepihak mengajukan salah seorang anggota Humas untuk melaksanakan proses lay-out serta didampingi oleh salah seorang pengelola SKK ganto dari mahasiswa. Hal ini adalah salah satu yang dipadang sebagai kemunduran SKK Ganto (1998-1999).[15]

Situasi yang berkembang kemudian semakin tidak kondusif, sehingga SKK Ganto untuk edisi Agustus disatukan dengan edisi September dan terbit dibulan Oktober 1998. persoalan yang terjadi tersebut bukanlah disebabkan SKK Ganto kekurangan dana untuk menerbitkannya. Namun lebih disebabkan oleh adanya system komunikasi yang tidak bagus dengan anggota Humas dan pengarah. Disamping itu adanya kepentingan-kepentingan yang bermain dalam pengelolaan SKK Ganto menjadikan SKK Ganto sampai pada kondisi yang semakin mundur.[16]

Menanggapi hal tersebut, pengelola mahasiswa lebih mempertegas tuntutan independent dengan segala kosekuensinya. Namun hal ini juga tidak diperhatikan oleh pihak humas dan Pembantu rector III. Beberapa pertemuan yang diadakan tidak membuahkan hasil. Anggota SKK Ganto pun menyatakan mogok setelah terbitnya edisi oktober 1998 sampai pada batas waktu yang tidak ditentukan.[17]

Tidak terbitnya SKK Ganto ternyata memukul pihak Universitas.kompromipun akhirnya dilakukan. Akhirnya tututan lepas dari humas pun disetujui akan tetapi sebagai imbalannya pihak Universitas menempatkan penanggung jawab dalam struktur baru akan dibentuk itu. Jadilah haris Effendi Thahar sebagai penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap segala proses yang terjadi di SKK Ganto.[18]
 
Edisi april adalah edisi perdana dalam independent, setelah lepas dari humas. Setelah edisi april 1999, SKK Ganto terbit 2 bulan sekali yakni edisi Mei-Juni dan Juli-Agustus 1999. pada masa ini (Reformasi) SKK Ganto masih dipengaruhi oleh Tridarma. Agustus 1999, kepengurusan berganti, pemimpin redaksi dijabat oleh Syafriyal untuk kepengurusan 1999-2000, dan kepengurusan bertambah dengan anggota magang, yang nantinya kru magang ini akan diseleksi untuk diterima menjadi anggota tetap pada tahun ini dibuka untuk anggota yang ingin magang di SKK Ganto.[19]

Periode ini boleh dikatakan stabil dalam penerbitan SKK Ganto untuk menjadi surat kabar kampus, pada masa ini adanya perubahan format pengelolaan berita, pembukaan devisi-devisi organisasi yang baru. Pada masa ini mulai disusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga untuk pertama kali.[20]

Banyak perubahan yang terjadi pada periode ini, diantaranya mengenai isi dan format dalam SKK Ganto, SKK Ganto tetap eksis di tangah-tangh pembacanya. Satu hal yang sangat berarti dalam periode ini adalah keberhasilan menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). AD/ART ini ditetapkan pada acara Musyawarah Besar Anggota (Mubes) perdana agustus 2000. aturan inilah yang menjadi pedoman bagi pengurus dalam pengelolaan SKK Ganto. Selain itu secretariat juga dipindahkat dari lantai III rektorat ke gedung BAAKPSI lama dan ruangan ini pun lebih baik dari ruangan yang dulu. Tapi pembantu rektor III meminta SKK Ganto untuk kembali ke rektor karena masalah keamanan.[21]

Periode 2000-2001 yang dipimpin oleh Afrisman. Selama periode ini pengurus baru berhasil menerbitkan 4 edisi Koran, terhitung semejak bulan agustus 2000. perubahan yang dilakukan seiring dengan bertambahnya alokasi dana adalah menambah oplah cetak dari 2000 eksemplar menjadi 3000 eksemplar. Selain itu SSK Ganto juga tampil bewarna yang dahulunya hanya merah-hitam sekarang full calor. SKK Ganto dengan oplah 3000 eksemplar tersebut didistribusikan kepada mahasiswa UNP sebanyak 2500 eksemplar, sedangkan 500 eksemplar untuk dikirim pers mahasiswa yang ada di perguruan tinggi se-Indonesia dan selebihnya digunakan untuk arsip.[22]

Pada masa 2001-2007 SKK Ganto tidak begitu banyak mengalami perubahan SKK Ganto tetap stabil dan tidak begitu mengalami kesulitan. SKK Ganto tetap terbit 7 kali dalam 1 tahun hal ini dikarenakan adanya hari libur tengah semester, hari libur semester dan hari libur puasa-lebaran sehingga SKK Ganto tidak bisa terbit tiap bulan, selain itu hal ini terjadi karena yang mengelola Ganto masih berstatus mahasiswa, dan pengurus Ganto kadang mempunyai urusan pribadi, kadang mereka  sibuk dengan perkuliahan mereka, dan kadang mereka sedang PL sehingga membuat Ganto tidak bisa terbit tiap bulan serta adanya hari libur, baik libur semester dan libur lebaran yang membuat Ganto tidak diterbitkan. Dan pengurus tersebut juga dalam proses belajar. Dan sekarang SKK Ganto telah menerbitkan 144 edisi. Masa ini SKK Ganto hanya berperan sebagai Koran kampus yang isinya hanya menceritakan seputar kampus dan biasanya berita kampus yang dimuat pun tidak dalam rangka untuk mengkritisi kekuasaan yang ada dikapus, karena medianya sangat tergantung dengan pedanaan keuangan dari pihak Universitas. Hampir 80% dari berita-beritanya menceritakan kegiatan-kegiatan seputr kampus, kemudian ditambah dengan artikel ringan dari mahasiswa dan dosen. 

Pada tahun 2007 merupakan tahun perdana bagi SKK Ganto untuk menerbitkan Buletin. Buletin ini akan diterbitkan sekali dalam satu tahun.[23]

Antara SKK Ganto dengan Koran kampus lain di Sumatera Barat tidak memiliki hubungan dalam kerjasama   tapi yang ada hanya suatu perhimpunan persatuan pers mahasiswa Indonesia, meraka saling bertukar pikiran disana, tapi tidak mempengaruhi pemberitaan terhadap surat kabar masing-masing kampus. Begitu juga dengan surat kabar umum lainnya SKK Ganto tidak mempunyai hubungan atau tidak bekerja sama.[24]
              
C.     Pembahasan

Sebagai surat kabar kampus SKK Ganto merupakan sarana komunikasi dalam menyampaikan suatu informasi. Sehingga media massa sangat berhubungan erat sekali dengan teori komunikasi Karena teori komunikasi muncul sdisebabkan oleh respon atau tanggapan terhadap pergeseran struktur media dan teknologi media.

Teori komunikas massa sering berkaitan dengan teori sosiologi terutama ketika berbicara tentang bagaimana tatanan sosial di dalam masyarakat dijaga, dan bagaimana keterlekatan individu dalam berbagai unit sosial. Media sendiri sering dihubungkan dengan masalah cepatnya urbanisasi, mobilitas sosial dan kemunduran masyarakat tradisional. Media juga dihubungkan dengan terjadinya dislokasi sosial dan meningkatnya imoralitas, kejahatan serta tindak penyimpangan. Keberadaan media menjadi penyebab melemahnya kontrol sosial dan solidaritas masyarakat karena masyarakat menjadi semakin individualistis, impersonal dan anomis. Nilai-nilai tradisional juga menjadi semakin lemah karena media menawarkan system nilai alternatif melalui pesan-pesannya tentang produk baru yang sedang digemari.

Namun, di sisi lain media dengan karakteristik yang dimilikinya dianggap mampu menyatukan individu-individu yang tercerai berai ke dalam khalayak yang jumlahnya besar. Media juga mampu mengintegrasikan para pendatang baru di kota besar melalui nilai-nilai, gagasan dan informasi yang ditawarkan serta membantu individu untuk membentuk identitas diri. Dengan demikian, media dikatakan sebagai pendorong terjadinya kohesi sosial, sesuatu yang sulit dilakuka oleh institusi-institusi tradisional lain seperti keluarga, agama maupun sekolah.[25]
 
Melalui fungsi pewarisan budaya, media massa melakukan pendidikan kepada masyarakat, karena melalui informasi, maka masyarakat akan merasa lebih padu dengan lainnya. Sehingga dengan demikian dapat dicapai suatu dasar berpikir yang sama. Sebab melalui media massa semua informasi dapat menyebar dengan cepat melebihi saluran yang lain. 

komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran. Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya. Ciri-ciri itu terlihat pada pelaku komunikaisnya, pengalaman komunikasi yang dirasakan oleh para pelaku yang dimaksud, serta isi informasi yang disebarluaskan melalui poses komunikasi tersebut.[26] Hal ini terlihat di sini dimana SKK Ganto merupaka suatu media yang berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai, dan media SKK Ganto tersebut pun pendorong terjadinya suatu proses sosialisasi.

D.    Kesimpulan

            Dari pembahasan di atas terlihatlah perkembangan yang terjadi di SKK Ganto yang yang kadang mengalami kemuduran dan kadang berjalan stabil bahkan kadang mendapatkan kedudukan yang tinggi yang terbukti dengan prestasi yang didapatkannya.

SKK Ganto ini sangat diperlukan sekali bagi masyarakat kampus, karena media kampus menyampaikan informasi yang terdapat di kampus, bahakn informasi yang berada diluar kampus yang sangat dibutuhkandibutuhkan oleh masyarakat kampus.

            Walaupun SKK Ganto kadang mengalami kemunduran tapi disisi lain SKK Ganto mampu untuk bersaing dengan surat kabar kampus lainnya di tingkat nasional dan mendapatkan prestati dalam persaingan tersebut.

            Tapi dewasa ini SKK Ganto hanya berperan/bertugas sebagai surat kabar kampus yang hanya menyampaikan suatu informasi kepada masyarakat kampus tanpa berusaha untuk membuat surat kabar tersebut selalu ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa atau para pembru berita dan bahkan banyak dari mahasiswa tersebut kurang berminat untuk membacanya, mereka bakal membacanya jika ada berita hangat yang menarik.

Hal ini terjadi karena SKK Ganto diperoleh gratis di kampus dan SKK Ganto hanya tetap berperan sebagai Koran kampus.

Sumber :
  1. Buku panduan akademik 2005/2006
  2. Arsip Ganto
  3. Artikel ringkas ganto
  4. Ratna Noviati “Sosiologi Komunikasi Umy” www.google.com
  5. Zulkarimien Nasution “Sosiologi Komunikasi Massa” www.google.com
  6. hasil wawancara.



[1] Buku Panduan kegiatan kemahasiswaan 2005-2006. Universitas Negeri Padang.
[2] Wawancara dengan Drs. Asrul Piliang
[3] Arsip Ganto
[4] Wawancara dengan Drs. Asrul Piliang
[5] Artikel singkat Ganto
[6] Wawancara dengan Andika
[7] Wawancara dengan Andika dan Nofri
[8] Artikel singkat Ganto
[9] Arsip Ganto
[10] Artikel singkat Ganto
[11] Arsip Ganto
[12] Artikel singkat ganto
[13] Wawancara dengan Drs. Asrul Piliang
[14] Lay-out  yaitu susunan,tata ruang dari SKK Ganto tersebut.
[15] Wawancara dengan Drs. Asrul Piliang
[16] Wawancara dengan Drs. Asrul Piliang
[17] Artikel singkal Ganto
[18] Artikel singkal Ganto
[19] Artikel singkat Ganto
[20] Arsip ganto
[21] Arsip ganto
[22] Arsip Ganto
[23] Wawancara dengan Andika
[24] Wawancara dengan Andika
[25] Ratna Novianti “Sosial Komunikasi Umy” www.google.com
[26] Zulkarimien Nasution. “Sosiologi Komunikasi Masa” www.google.com

1 comments:

Kak terima kasih blognya sangat membantu..
Kak mahasiswa sejarah unp juga ya, angkatan brp kak?

 

My Followers

Page Like

Copyright© 2011 Catatan Si Virgo Girl | Template Blogger Designer by : Utta' |