. Herbert Spencer | Catatan Si Virgo Girl

 Subscribe in a reader

Berlangganan gratis Via Email Di bawah ini

Thursday, July 14, 2011

Herbert Spencer



BAB 1

PENGANTAR

Sekilas Tentang Kehidupan Herbert Spencer

            Spencer dilahirkan di kota kecil Derby Inggris tanggal 27 April 1820. dia anak tunggal seorang guru sekolah. Karena kesehatannya kurang mengizinkan, dia didik dirumah. Latar belakang inilah yang membuat smua karyanya bercorak independent. Dia tidak belajar seni Humaniora, tetapi di bidang teknik dan bidang utilitarian.[1]

Tahun 1837, pada usia 17 tahun ia mulai bekerja sebagai seorang insinyur sipil wakil kepala bagian mesin perusahaan kereta api London dan Birmingham hingga tahun 1846.[2] Selama periode ini Spencer melanjutkan studi atas biaya sendiri. Selanjutnya dia tertarik pada bidang politi dan social. Dia mulai menerbitkan karya ilmiah dan politik.[3] Artikel pertamanya di budang ilmu pengetahuan social dimuat dalam majalah Non Conformist pada tahun 1842 dan juga dimuat pada majalah Economist tahun 1848. tahun 1848 spenser di tunjuk sebagai redaktur the economis dan semenjak itu pulalah dia mulai memutuskan untuk tidak lagi menjadi insinyur sipil tapi memperdalam pengetahuannya dibidang ilmu pengetahuan social khususnya sosioligi.[4]
 
Tahun1850 ia menyelesaikan karya besar pertamanya “Social Statis”. Selama menulis karya ini Spencer untuk pertama kalinya mengalami insomnia (tidak bisa tidur) dan dalam beberapa tahun berikutnya masalah mental dan fisiknya ini terus mengikat. Ia menderita gangguan syaraf sepanjang sisa hidupnya. Tahun 1853 Spencer menerima harta warisan yang memungkinkan berhenti bekerja dan menjalani hidupnya sebagai seorang sarjana bebas. Ia tak pernah memperoleh gelar kesarjanaan Universitas atau memangku jabatan akademis. Karena ia mekin menutup diri, dan penyakit fisik dan mental semakin parah, produktifitasnya sebagai seorang sarjana makin menurun. Spencer mencapai puncak kemasyuran tak hanya di inggris namun juga di dunia internesional.[5] Dia meninggal tahun 8 Desember1930.


BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pandangan Filasafat Sejarah Herbert Spencer

Spencer merupakan tokoh pendiri sosilogi sesudah Comte. Dia memperkenalkan konsep-konsep evolusi sosial sebagai dasar ilmu sosiologi.  Sebagaimana dalam karyanya “Synthetic Philoshopy” di dalamnya terdapat teori evolusi universal yang meliputi evolusi biologi, sosiologi dan etika. Tulisannya menganut filsafat sintesis yang menggabungkan beberapa ilmu menjadi satu. Karyanya tidak berkembang di negaranya tapi sangat popular di Amerika karena pada abad ke-19 ini ilmu pengetahuan berkembang di Amerika. Tapi Spencer tetap di anggap sebagai bapak sosiologi Inggris.[6] Dan dia yang menulis dasar-dasar sosiologi.

Spencer berpedapat bahwa semua fenomena sosial itu merupakan interaksi dari keseluruhan yang terjadi serta adanya kesatuan dan independesi ilmu. Spencer menempatkan psikologi sesudah biologi dan sebelum sosiologi. Dia juga mengatakan ilmu pengetahuan harus bersandar pada akal sedangkan hal-hal yang bersifat metafisis harus dikeluarkan dari ilmu pengetahuan serta hokum alam dan uniformitaslah yang mengatur jagad raya.   

Sebagai Filasafat harus bertugas menyatukan secara sempurna gejala-gejala yang terjadi, untuk itu diperlukan adanya suatu asas pusat yang dinamis. Asas dinamis kenyataan itu adalah “hokum perkembangan” (evolusi). Hukum-hukum ini oleh Spencer dirumuskan sebagai berikut: “Perkembangan adalah suatu pengintegrasian dari benda, di mana selama pengintegrasian itu benda berpindah dari suatu kebersamaan (homogenitas) yang tak tertentu, yang tanpa gabungan, ke dalam suatu keanekaragaman (heterogenitas) tertentu, yang menampakkan hubungan dan di mana gerak yang menyertainya juga mengalami perubahan yang sama”.[7] Ia mengembangkan sistem filsafat dengan aspek-aspek utiliter dan evolusioner. Spencer membangun utiliterisme jeremy Bentham. Spencerlah yang menggunakan istilah Survival of the fittest pertama kali dalam karyanya Social Static (1850).[8] Spencer mempopulerkan konsep ‘yang kuatlah yang akan menang’ (Survival of the fittest) terhadap masyarakat. Pandangan Spencer ini kemudian dikenal sebagai ‘Darwinisme sosial’ dan banyak dianut oleh golongan kaya.

Karya A System of Synthetic Philosophy “Suatu Sistem Filsafat Sintetis” (1862-1896). Di dalamnya ia memberikan suatu pembimbing ke dalam positivisme, seperti yang dilakukan oleh Comte. Menurut dia, keterangan tentang dunia, baik yang bersifat religius maupun yang bersifat metafisis, kedua-duanya menimbulkan hal-hal yang secara batiniah saling bertentangan. Keduanya ingin memberi penjelasan tentang asal mula segala sesuatu.

a.      Pandangan Herbert Spencer tentang Sosiologi

Spencer mengatakan hokum evolusi merupakan merupakan proposisi dasar yang melibatkan selutuh benda didunia, baik berupa benda inorganic, benda sosial atau sosial yang disebut super organic. Oleh sebab itu Spencer merupakan peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk “evolusi”.[9]

Spencer memperkenalkan pendekatan baru sosiologi yaitu merekonsiliasi antara ilmu pengetahuan dengan agama dalam bukunya First Prinsciple. Dalam bukunya ini Spencer membedakan fenomena tersebut dalam 2 fenomena yaitu fenomena yang dapat diketahui dan fenomena yang tidak dapat diketahui. Di sini Spencer kemudian mencoba menjembatani antara ilham dengan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya Spencer memulai dengan 3 garis besar teorinya yang disebut dengan tiga kebenaran universal, yaitu adanya materi yang tidak dapat dirusak, adanya kesinambungan gerak, dan adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus. Di samping tiga kebenaran universal tersebut di atas, menurut Spencer ada 4 dalil yang berasal dari kebenaran universal, yaitu kesatuan hukum dan kesinambungan, transformasi, bergerak sepanjang garis, dan ada sesuatu irama dari gerakan. Spencer lebih lanjut mengatakan bahwa harus ada hukum yang dapat menguasai kombinasi antara faktor-faktor yang berbeda di dalam proses evolusioner. Sedang sistem evolusi umum yang pokok menurut Spencer seperti yang dikutip Siahaan, ada 4 yaitu ketidakstabilan yang homogen, berkembangnya faktor yang berbeda-beda dalam ratio geometris, kecenderungan terhadap adanya bagian-bagian yang berbeda-beda dan terpilah-pilah melalui bentuk-bentuk pengelompokan atau segregasi, dan adanya batas final dari semua proses evolusi di dalam suatu keseimbangan akhir. 

Spencer memandang sosiologi sebagai suatu studi evolusi di dalam bentuknya yang paling kompleks. Di dalam karyanya, Prinsip-prinsip Sosiologi, Spencer membagi pandangan sosiologinya menjadi 3 bagian yaitu faktor-faktor ekstrinsik asli, faktor intrinsik asli, faktor asal muasal seperti modifikasi masyarakat, bahasa, pengetahuan, kebiasaan, hukum dan lembaga-lembaga.[10]
 
b.      Teori Herbert Spencer tenang Evolusi Masyarakat, Etika, dan Politik

Evolusi secara umum adalah serentetan perubahan kecil secara pelan-pelan, kumulatif, terjadi dengan sendirinya, dan memerlukan waktu lama. Sedang evolusi dalam masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. 

Menurut Spencer, pribadi mempunyai kedudukan yang dominan terhadap masyarakat. Secara generik perubahan alamiah di dalam diri manusia mempengaruhi struktur masyarakat sekitarnya. Kumpulan pribadi dalam kelompok/masyarakat merupakan faktor penentu bagi terjadinya proses kemasyarakatan yang pada hakikatnya merupakan struktur sosial dalam menentukan kualifikasi. Spencer menempatkan individu pada derajat otonomi tertentu dan masyarakat sebagai benda material yang tunduk pada hukum umum/universal evolusi. Masyarakat mempunyai hubungan fisik dengan lingkungan yang mengakomodasi dalam bentuk tertentu dalam masyarakat. 

Darwinisme sosial populer setelah Charles Darwin menerbitkan buku Origin of Species (1859), 9 tahun setelah Spencer memperkenalkan teori evolusi universalnya. Ia memandang evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang harus dilalui oleh semua masyarakat yang bergerak dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen. 

Semua teori evolusioner menilai bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Perubahan sosial ditentukan dari dalam (endogen). Evolusi terjadi pada tingkat organis, anorganis, dan superorganis. Evolusi pada sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang sempurna, kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya. Pandangan-pandangan sosiologi Spencer sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan ilmu biologi. 

Membandingkan masyarakat dengan organisme, Spencer mengelaborasi ide besarnya secara detil pada semua masyarakat sebelum dan sesudahnya. Spencer menitikberatkan pada 3 kecenderungan perkembangan masyarakat dan organisme: pertumbuhan dalam ukurannya, meningkatnya kompleksitas struktur, dan diferensiasi fungsi. 

Teori tentang evolusi dapat dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1.      Unilinear theories of evolution.
2.      Universal theory of evolution.
3.      Multilined theories of evolution. 

Spencer telah menggabungkan secara konsisten tentang etika, moral dan pekerjaan, terutama dalam bukunya The Principles of Ethics (1897/1898). Isu pokoknya adalah apakah etika dan politik menguntungkan atau merugikan sosiologi. Idenya adalah untuk memperluas metodologi individunya dan memfokuskan diri pada fernomena level makro berdasarkan pada fenomena individu sebagai unit. 

Karakteristik orang dalam asosiasi negara diperoleh dari yang melekat pada tubuh, hukum, dan lingkungannya. Kedekatan individu adalah pada moral sosial dan yang lebih jauh adalah ketuhanan. Oleh karena itu orang melihat moral sebagai jalan hidup kebenaran yang hebat. [11]

2.      Pola Gerak Sejarah

Spencer adalah orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret. Maka dia memiliki pandangan tentang perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linear menuju ke arah yang positif. Perubahan sosial menurut pandangan mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk “kesempurnaan” masyarakat. Pemikiran Spencer sangat dipengaruhi oleh ahli biologi pencetus ide evolusi sebagai proses seleksi alam, Charles Darwin, dengan menunjukkan bahwa perubahan sosial juga adalah proses seleksi. Masyarakat berkembang dengan paradigma Darwinian: ada proses seleksi di dalam masyarakat kita atas individu-individunya. Spencer menganalogikan masyarakat sebagai layaknya perkembangan mahkluk hidup. Manusia dan masyarakat termasuk didalamnya kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih kompleks menuju tahap akhir yang sempurna. aliran positivisme, memandang bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang pada masing-masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu.[12]

Perkembangan masyarakat seringkali dianalogikan seperti halnya proses evolusi. suatu proses perubahan yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penemuan ilmu biologi, yang memang telah berkembang dengan pesatnya. Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk “evolusi” antara lain Herbert Spencer dan Augus Comte. Keduanya memiliki pandangan tentang perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linear menuju ke arah yang positif. Perubahan sosial menurut pandangan mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk “kesempurnaan” masyarakat.

            Pemikiran Spencer sangat dipengaruhi oleh ahli biologi pencetus ide evolusi sebagai proses seleksi alam, Charles Darwin, dengan menunjukkan bahwa perubahan sosial juga adalah proses seleksi. Masyarakat berkembang dengan paradigma Darwinian: ada proses seleksi di dalam masyarakat kita atas individu-individunya. Spencer menganalogikan masyarakat sebagai layaknya perkembangan mahkluk hidup. Manusia dan masyarakat termasuk didalamnya kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih kompleks menuju tahap akhir yang sempurna.

            Menurut Spencer, suatu organisme akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar organ-organnya. Kesempurnaan organisme dicirikan oleh kompleksitas, differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari keadaan homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa masyarakat tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru tidak stabil yang disebabkan oleh pertentangan di antara mereka sendiri. Pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan terjadi suatu stabilitas menuju kehidupan yang damai. Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya perlindungan atas hak individu, berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya peperangan antar negara, terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya masyarakat global[13]


BAB III

KESIMPULAN

            Spencer membuat sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan serta menentukan arah pandang sosiologi itu. Teori Sosiologi Spencer menunjukan suatu keterampilan dalam mengentrapkan data etnologis dan metode komparatif. Garis besar pandangan dan tujuan Sosiologi Spencer ditandai oleh adanya perpautan seorang filosof yang benar-benar ingin membuat suatu ilmu masyarakat. Dia menekankan pandangannya pada sifat supergonis masyarakat, namun pandangannya individualistis yang berat sebelah itu menolak atau berlawann terhadap adanya unit massa sebagai invidu yang ada dalam masyarakat. Dia melihat jelas adanya ketergantungan sosiologis terhadap psikologi dan sejarah. Dia menunjukkan akan pentingnya psikologi komparatif dan memperhatikan pentingnya silabus untuk psikologi komparatif. 

            Dia membuat kerangka klasifikasi mengenai masyarakat-masyarakat dan suatu morfologi sosial yang berguna bagi sosiologi ilmiah. Dia menunjukkan arti penting faktor ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Dan dia melihat korelasi antara lembaga-lembaga pada saat tertentu. Dalam lembaga dan masyarakat dia memasukkan penyelidikan psikologi masyarakat terhadap individu begitupun sebaliknya. Dia menunjukkan adanya kekuatan psikologi y menjaga otoritas keluarga dan Negara.
            Spencer membuat bagan mengenai hukum-hukum perkembangan sosial. Dengan bantuan teori organisme, dengan menghubungkan masyarakat pada gejala alam maka dapat dipisahkan antara metafisis dengan agama.

            Sumbangan yang palig penting dari Specer adalah yakni konsep “evolusi kehidupan sosial”, konsep ini menyatakan adanya kesinambungan perkembangan dalam kehidupan sosial melalui integrasi dan diferensiasi serta penggunaan teori ini mengacu adanya klasifikasi masyarakat dan organisasi sosial


[1] Drs. Hotman M. Siahan.1986 “Sejarah dan Teori Sosiologi” hal 119
[2] Sofa. 11 maret 2008. “Mengenal Pemikiran Herbert Spencer”
[3] Dodi adi. Jum’at, 21 september 2007. “Herbert Spencer”
[4] Drs. Hotman M. Siahan.1986 “Sejarah dan Teori Sosiologi” hal 119
[5] Dodi adi. Jum’at, 21 september 2007. “Herbert Spencer”
[6]Drs. Hotman M. Siahan.1986 “Sejarah dan Teori Sosiologi” hal 120
[8] Sofa. 11 maret 2008. “Mengenal Pemikiran Herbert Spencer”
[9] Drs. Hotman M. Siahan.1986 “Sejarah dan Teori Sosiologi” hal 121
[10] Drs. Hotman M. Siahan.1986 “Sejarah dan Teori Sosiologi” hal 121-124
[11] Sofa. 11 maret 2008. “Mengenal Pemikiran Herbert Spencer”
[13] Perkembangan dan Siklus; Semua Berawal dari “Organisme”

0 comments:

 

My Followers

Page Like

Copyright© 2011 Catatan Si Virgo Girl | Template Blogger Designer by : Utta' |